Apa Perbedaan APJP pada TKPK dan TKBT? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini!

Apa Perbedaan APJP pada TKPK dan TKBT? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini!

Dalam pekerjaan di ketinggian, keselamatan kerja adalah harga mati. Salah satu aspek paling penting dalam perlindungan tenaga kerja di ketinggian adalah penggunaan APJP (Alat Pelindung Jatuh Perorangan). Namun, banyak yang belum memahami bahwa jenis dan penggunaan APJP pada TKPK (Tenaga Kerja Pada Ketinggian)dan TKBT (Tenaga Kerja Bangunan Tinggi) memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Apa Itu APJP?

Mengacu pada Permenaker No. 9 Tahun 2016, APJP adalah alat pelindung diri khusus yang dirancang untuk melindungi pekerja dari risiko jatuh saat bekerja di ketinggian. APJP berbeda dari APD (Alat Pelindung Diri) biasa karena penggunaannya difokuskan pada sistem proteksi jatuh yang aktif maupun pasif.

TKPK dan TKBT: Lingkup Kerja yang Berbeda

  • TKPK umumnya bekerja dengan sistem rope access, suspended scaffold, atau sistem lain yang mengharuskan mereka turun atau berpindah secara vertikal menggunakan tali dan sistem pengaman aktif.

  • TKBT beroperasi dalam konstruksi bangunan tinggi, bekerja di struktur permanen atau sementara (seperti scaffolding), dan umumnya berpindah horizontal maupun vertikal dalam ruang bangun yang sudah ada.

Perbedaan APJP pada TKPK dan TKBT

1. Jenis Sistem Pengaman

  • TKPK: Menggunakan sistem two-rope system (tali kerja dan tali keselamatan), termasuk perangkat seperti descender, ascender, chest ascender, mobile fall arrester, lanyard energy absorber, dan sistem penyelamatan mandiri.

  • TKBT: Lebih mengandalkan sistem fall arrest berbasis anchor point dan lanyard, serta harness dengan titik taut D-ring yang sesuai posisi kerja, tanpa sistem ascending/descending yang kompleks.

2. Jenis Harness

  • TKPK: Wajib menggunakan full body harness dengan titik pengikatan depan dan belakang, serta loop tambahan untuk akses vertikal dan sistem penyelamatan.

  • TKBT: Menggunakan harness konstruksi yang lebih sederhana, umumnya dengan satu titik taut belakang (back D-ring) yang terhubung ke lanyard shock absorber.

3. Perangkat Pendukung

  • TKPK: Perlu alat tambahan seperti foot loop, rope protector, rescue kit, dan lainnya karena sistem rope access memerlukan manuver lanjutan.

  • TKBT: Lebih fokus pada lanyard dengan absorber, hook karabiner, dan anchor yang dipasang ke struktur bangunan.

4. Fungsi Utama Penggunaan

  • TKPK: APJP berfungsi sebagai sistem utama untuk naik-turun, berpindah titik, dan penyelamatan.

  • TKBT: APJP berfungsi sebagai sistem pencegah jatuh, bukan sebagai alat berpindah utama.

Kesimpulan

Meski sama-sama bekerja di ketinggian, penggunaan APJP pada TKPK dan TKBT memiliki pendekatan dan fungsi yang berbeda sesuai kebutuhan dan metode kerja. Pemahaman yang tepat sangat penting agar pekerja dapat memaksimalkan proteksi dan meminimalisir risiko jatuh.

✅ Ingin memahami lebih dalam tentang penggunaan APJP dalam dunia kerja di ketinggian?

Ikuti pelatihan dan sertifikasi TKPK dan TKBT resmi dari Kemnaker RI bersama PT Cakra Muda Buana, lembaga PJK3 terpercaya dan berpengalaman!

#APJP #TKPK #TKBT #PelatihanK3 #SertifikasiKemnakerRI #CakraMudaBuana #PJK3 #K3Indonesia #RopeAccess #BangunanTinggi #AlatPelindungJatuhPerorangan #KeselamatanKerja #SafetyFirst #K3


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *